TUGAS
KOMUNIKASI
ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK
“4 Model Hubungan
Interpersonal Dan Perilaku Suport (Iklim Suportif & Defensive dalam
Hubungan Interpersonal”
Dosen Pengajar : Israwaty,
S.Sos
Oleh :
Nama : Lanny Yolistina Lameanda
NPM : 11220049
Jurusan : Ilmu
Komunikasi
Semester : 4
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK
STISIPOL PANCA BHAKTI PALU
2013
1.
4 Model
Hubungan Interpersonal
1)
Model PertukaranSosial (Social exchange
Model)
Teori Pertukaran Sosial dikemukakan oleh John Thibaut dan
Harold Kelley dalam buku mereka yang berjudul The Social Psychology og Groups.
Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sosial yaitu “Setiap individu
secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan kos. “Teori pertukaran
sosial secara umum menganggap bahwa dasar pembentukkan sesuatu hubungan sosial adalah
melalui transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain dengan mengharapkan
sesuatu untuk memenuhi keperluannya.
Contohnya
:
Di dalam suatu perkawinan / rumah tangga, terjadi hubungan
antara suami istri. Sebagai seorang istri akan melayani suaminya dengan penuh
kasih sayang, mengurus suami dari ujung rambut sampai ujung kaki. Akan tetapi
ketika istri menginginkan perhatian dan kasih sayang pula dari seorang suami,
suami malah tidak memberikan perhatian kasih sayang baik moral dan materil yang
dibutuhkan oleh istri karena berbagai hal. Hal ini merugikan bagi sang istri, kasih
sayang atau perhatian yang diberikannya tidak setimpal atautidak sama dengan
kasih sayang dan perhatian yang diberikan oleh suami. Dalam hubungan ini tidak
adanya ganjaran atau hal positif yang di dapatkan oleh sang istri, yang
didapatkannya hanyalah kos yaitu akibat negatif sehingga akan timbul hasil atau
ganjaran tolak kos, sang istri tidak memperoleh untung sama sekali dari
hubungan ini maka ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan keuntungan
bagi dirinya.
2)
Model Peranan (Role Model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini
setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat oleh masyarakat.
Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan
(role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki keterampilan
(role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu kepada
kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan
adalah desakan social akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan
peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
Contoh
:
Hubungan antara dosen dan mahasiswa. Dalam hal ini kedua pihak
memiliki peranan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.Seorang dosen
memiliki ekspetasi peranan atau tanggung jawab, kewajiban, tugas untuk
mendidik, mengajar para generasi muda agar kelak menjadi tumpuan harapan bangsa
yang berbudi luhur.Sang dosen dituntut untuk bisa memberikan pengajaran,
begitupun dengan mahasiswa memiliki peranan sebagai seorang peserta didik yang
menuntut ilmu agar bisa mengabdi pada masyarakat dan menjadi generasi muda
berkualitas yang berakhlak dan berbudi luhur.Dalam hal ini sudah tertulis bahwa
seorang Dosen harus bagaimana dan Mahasiswa juga harus bagaimana dalam
berperan.
Akan tetapi jika Dosen dan mahasiswa tidak berperan sesuai
dengan skenario maka akan menimbulkan cemooh dan teguran dari berbagai pihak.
3)
Model Permainan (The “Games People Play”
Model)
Model ini berasal dari psikiater Eric Berne yang
menceritakannya dalam buku “Games People Play”. Dalam model ini, orang-orang
berhubungan dalam bermacam-macam permainan.Yang mendasari permainan ini adalah
tiga kepribadian manusia, yaitu Orang tua, orang dewasa, dan anak (Parent,
Adult, Child).Orang tua adalah aspek kepribadian yang merupakan perilaku kita
terima dari orang tua atau orang yang dianggap paling tua. Orang dewasa adalah
bagian kepribadian yang telah matang dalam segi emosi,cara bertingkah laku,
berfikir dengan rasional dan mampu bersikap dalam mengambil suatu keputusan
untuk kepentingan bersama.
Anak
adalah unsur kepribadian yang berasal dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak
yang penuh dengan keceriaan, spontanitas, kreativitas.
Contohnya
:
Ketika
sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara, sang cowok dengan manja meminta
kekasihnya untuk menyuapinya (Dalam hal ini sang cowok berkepribadian anak)
kemudian kekasihnya dengan senang hati menyuapi sang cowok seperti layaknya
seorang ibu menyuapi anaknya (Kepribadian orang tua).
4)
Model Interaksional (Interacsional model)
Model interaksionaldikembangkanoleh Wilbur Schramm padatahun
1954 yang menekankan pada proses komunikasi yang selalu berlangsung dua arah diantara
para komunikator.
Pada model interaksional seseorang dapat menjadi komunikator pada
suatu saat dan pada saat yang lain ia dapat menjadi komunikan. Elemen yang
menjadi hal penting dalam model ini adalah umpan balik (feed back), dengan adanya
umpan balik maka telah terjadi dialog diantara komunikator dan komunikan. Elemen
lainnya adalah bidang pengalaman, bidang pengalaman sangat diperlukan karena dengan
adanya pengalaman, seseorang akan bisa berinteraksi atau berkomunikasi seperti menyampaikan
pesandan menanggapinya.
Contoh :
Komunikasi Interaksional menetapkan pesertanya berlaku aktif,
tidak monolog namun dialog. Contoh model Interaksional adalah ketika diadakannya
dialog interaktif atau debat diantara sekelompok orang yang sedang membahas suatu
masalah. Para peserta dituntut harus aktif dalam memberikan pandangan mengenai masalah
tersebut, dalam hal ini seluruh peserta dialog dapat menjadi komunikator dan juga
dapat menjadi komunikan.
2.
Pengertian
Sikap Suportif
Sikap Suportif
adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Sikap yang
membuat suatu proses komunikasi menjadi efektif dan efisien yang memberi
kepuasaan kepada pelakunya.
·
Perilaku defensive yang menimbukan iklim
defensive :
a)
Evaluasi (evaluation)
Pemeriksaan, kritikan, celaan atau
kecaman. Pujian yang berlebihan di depan orang lain yang dapat menimbulkan
perasaan tidak enak.
b)
Kontrol (control)
Pengendalian, manipulasi, desakan,
atau paksaan untuk mengubah pandangan, sikap, dan perilaku yang dapat membuat
seseorang merasa diremehkan, dihina, atau dikendalikan.
c)
Strategi (strategy)
Siasat atau kiat yang membuat
seseorang merasa dikelabuhi, disesatkan, atau terperangkap, seperti dijadikam
kelinci percobaan, diberi kesan seolah-olah ia dapat membuat keputusan sendiri
atau diberi hak berpartisipasi, padahal pandangannya tidak dihiraukan.
d)
Netralitas (neutrality).
Atasan yang berdalih sikap netral,
menjunjung prinsip keadilan, tidak pilih kasih, atau taat pada peraturan,
atasan membuat karyawan merasa tidak dipedulikan, tidak diacuhkan, diperlakukan
secara kejam tanpa belas kasih dan dianggap sebagai objek pada saat ia membutuhkan
pengertian dan bantuan.
e)
Superioritas (superiority).
Sikap dan tindakan seseorang yang
mengandalkan kekuasaan dan angkuh membuat orang lain merasa diremehkan,
dianggap tidak ada apa-apanya, dipertanyakan kemampuan, status, atau harta
miliknya: tidak layak disertakan dalam pembuatan keputusan atau pencarian
solusi bersama.
f)
Kepastian (certainty).
Pembicara dokmatik, penuh keyakinan,
nampak serba tahu, dan tidak dapat diganggu gugat membuat penerima pesan merasa
dikhotbahi, dianggap bodoh dan harus diam saja.Keputusan sudah dibuat dan
bersifat final, sehingga percuma saja mencoba memberi masukan.
·
Perilaku Suportif yang menimbulkan iklim
suportif :
a)
Desripsi (description)
Bukan evaluasi dan tidak menghakimi. Pertanyaan
diajukan dan diterima sebagai pencarian informasi, bukan teguran mengenai
perasaan, pandangan, dan peristiwa yang terjadi. Permintaan informasi yang
disertai perasaan yang jujur sehingga mempermudah penerimaan isi pesan.
b)
Orientasi pada masalah (problem orientation)
Pembicara mengarahkan perhatian pada
pokok persoalan atau masalah yang harus diatasi. Ia tampil jujur dan ingin
bekerja sama untuk mencari tahu persoalan apa yang sebenarnya dan bagaimana
solusinya, agar tujuan dapat tercapai tanpa mengkaitkan dengan sanksi, jabatan,
peraturan, atau kebijakan yang mengekang. Tidak terkesan ’memaksakan’ solusi
pada orang lain.
Berbicara
spontan dan terus terang dengan bahasa lugas dan langsung keluar dari hati,
tanpa tipu muslihat, tanpa kiat atau dibuat-buat, seperti menggunakan bahasa
formal atau bahasa-bahasa berlebihan sebagai siasat untuk melumpuhkan hati
pendengar.
d)
Empati (empathy)
Menunjukkan
rasa peduli dan pengertian atas posisi/keadaan orang lain baik dengan bahasa
verbal maupun non-verbal. Raut muka dan gerakan anggota badan, seperti gerakan
tangan secara spontan yang menyertai kata-kata ’penuh pengertian dan perasaan’ dapat
menenangkan hati seseorang yang sedang mengalami kesulitan.
e)
Persamaan
Tidak
membuat suatu jurang pemisah yang sangat curam. Menghargai perbedaan yang ada,
mensejajarkan diri dengan orang lain. Menimbulkan rasa hormat diantara sesama
pelaku hubungan interpersonal. Tidak memandang kekuasaan, status sosial, suku
budaya, agama, dsb.
f)
Provisionalisme
Bersedia mengubah ide atau pendapat sendiri. menganggap ide atau
keputusan masih bersifat sementara, masih ide yang membutuhkan penyempurnaan.
Membuka diri untuk mencari masukan dan usulan perbaikan. perlu ditekankan ide
atau keputusannya bukan untuk diperdebatkan melainkan untuk disempurnakan, agar
mencapai bentuk final yang memuaskan.
3.
Mengapa 4
Model Hubungan Interpersonal dan perilaku suportif memiliki hubungan atau
pengaruh terhadap hubungan interpersonal dan berdampak pada pengembangan
komunikasi interpersonal?
Menurut
saya :
·
Perilaku suportif merupakan penentu suatu iklim komunikasi di
dalam hubungan interpersonal. Perilaku suportif akan membuat suatu komunikasi atau
hubungan interpersonal menjadi efektif dan efisien atau malah sebaliknya. Jika
perilaku suportif menimbulkan iklim suportif maka hubungan interpersonal akan
efektif sehingga para pelaku hubungan interpersonal akan membangun suatu bentuk
kerjasama, relationship yang baik. Iklim suportif akan membuat para pelaku
hubungan interpersonal dapat menyesuaikan diri satu dengan yang lain. Akan
tetapi bila menimbulkan iklim defensive, maka hubungan di antara individu akan
menjadi rusak. Akan sulit tercipta atau membina hubungan interpersonal.
·
4 Model Hubungan Interpersonal merupakan salah
satu dasar dalam melakukan hubungan atau interaksi antar individu. Dengan ke
empat model tersebut maka akan menentukan kualitas atau kadar suatu hubungan
interpersonal sehingga nantinya akan timbul suatu hubungan relationship atau
persahabatan di dalam hubungan interpersonal.
1 komentar:
ketika memberikan tanggapan, sebaiknya menggunakan kata-kata yang mudah di mengerti oleh orang lain
Posting Komentar